Pak Waid ini menekuni Kerajinan ukiran sejak tahun 1979. Dan sekarang merambah ke Ukiran Kaligrafi. Pak Waid ini pun membeli alat ukir yang lengkap dari Kota Ukir, Jepara
Kerajinan Kaligrafi Ukir ternyata banyak diminati banyak orang di seluruh negeri. bahkan perajin seni kaligrafi Ukir ini sentralnya di Jepara dan diikuti oleh kota kota lain. Salah satunya adalah kota Tuban.
Kota Tuban dikenal dengan kota Wali, yaitu Sunan Bonang yang makamnya di jantung kota Tuban.
dari Sekian penduduk Kota Tuban, Bpak Waid ini telah menekuni kerajinan ukiran sejak kecil.
Pak Waid ini menekuni Kerajinan ukiran sejak tahun 1979. Dan sekarang merambah ke Ukiran Kaligrafi. Pak Waid ini pun membeli alat ukir yang lengkap dari Kota Ukir, Jepara. Sebanyak 40 Alat Ukir yang digunakan, ia mampu mengukir dengan kreasi dan seni khas Tuban.
Hasil karyanya ini tidak kalah dengan hasil karya Ukir Jepara, Hanya hanya butuh keluwesan dan citra seni yang tinggi untuk menghasilkan karya yang mempunyai harga jual tinggi. Dikarenakan market ukirannya adalah masyarakat Tuban, Maka hasil karyanya tersebut hanya dijual murah meriah.
Usaha Ukirannya sampai saat ini masih dikerjakan hanya 2 orang saja. Yaitu pengolah bahan kayu ukirannya dan yang mengukir adalah bpk waid sendiri. Dengan perjuangan kerasnya, Pak Waid mampu bertahan di era globalisasi ini. Hal ini dikarenakan keyakinannya bahwa seni ukir akan bertahan sampai kapanpun.
Pak waid ini membuka bisnisnya di desanya sendiri, yaitu desa Widegan, Gedongombo, kecamatan Semanding kabupaten Tuban. Ia mengakui bahwa sampai sekarang kapasitas produksi ukirannya masih terbatas, dikarenakan masih sistem kerja manual.
Kota Tuban dikenal dengan kota Wali, yaitu Sunan Bonang yang makamnya di jantung kota Tuban.
dari Sekian penduduk Kota Tuban, Bpak Waid ini telah menekuni kerajinan ukiran sejak kecil.
Pak Waid ini menekuni Kerajinan ukiran sejak tahun 1979. Dan sekarang merambah ke Ukiran Kaligrafi. Pak Waid ini pun membeli alat ukir yang lengkap dari Kota Ukir, Jepara. Sebanyak 40 Alat Ukir yang digunakan, ia mampu mengukir dengan kreasi dan seni khas Tuban.
Hasil karyanya ini tidak kalah dengan hasil karya Ukir Jepara, Hanya hanya butuh keluwesan dan citra seni yang tinggi untuk menghasilkan karya yang mempunyai harga jual tinggi. Dikarenakan market ukirannya adalah masyarakat Tuban, Maka hasil karyanya tersebut hanya dijual murah meriah.
Usaha Ukirannya sampai saat ini masih dikerjakan hanya 2 orang saja. Yaitu pengolah bahan kayu ukirannya dan yang mengukir adalah bpk waid sendiri. Dengan perjuangan kerasnya, Pak Waid mampu bertahan di era globalisasi ini. Hal ini dikarenakan keyakinannya bahwa seni ukir akan bertahan sampai kapanpun.
Pak waid ini membuka bisnisnya di desanya sendiri, yaitu desa Widegan, Gedongombo, kecamatan Semanding kabupaten Tuban. Ia mengakui bahwa sampai sekarang kapasitas produksi ukirannya masih terbatas, dikarenakan masih sistem kerja manual.
COMMENTS